Agnosticism

From Iaprojects

Title: Skepdic.com - Agnosticism

Source: http://www.skepdic.com/agnosticism.html

Agnotisisme meyakini bahwa pengetahuan akan ke-berada-an atau ke-tidakberada-an Tuhan adalah mustahil. Agnostisisme seringkali diletakkan diantara teisme dan ateisme. Dalam pengertian ini, agnostisisme merupakan skeptisisme dalam konteks teologis. Kaum agnostik yakin bahwa pengetahuan manusia terbatas pada dunia alam semesta, bahwa pikiran tidak mampu memahami yang supranatural. Dalam pengertian ini, seorang agnostik dapat menjadi teis atau ateis. Seorang agnostik yang teis disebut fideis, yaitu orang yang percaya kepada Tuhan murni karena iman. Seorang agnostik yang ateis kadang-kadang disebut sebagai teis yang meyakini ke-tidakberada-an Tuhan. Namun sebutan ini absurd dan pernyataan tersebut tidak memiliki arti. Ateis yang agnostik tidak memiliki alasan untuk memercayai Tuhan.

Istilah agnostik diciptakan oleh TH Huxley (1825-1895), yang terinspirasi oleh David Hume dan Immanuel Kant. Huxley mengatakan sesuatu yang membedakannya dari para pemikir:

"Mereka cukup yakin bahwa mereka menemukan 'pengetahuan' (gnosis) tertentu - yang kurang lebih sukses memecahkan problem eksistensi. Namun saya yakin saya tidaklah demikian, saya memiliki keyakinan yang sangat kuat bahwa masalah itu tidak dapat dipecahkan. Agnostik masuk ke dalam pikiran, karena istilah itu secara sugestif merupakan antitesis dari gnostik-nya sejarah gereja, yang mengklaim mengetahui sangat banyak tentang sesuatu yang saya abaikan."

Huxley tampaknya menegaskan bahwa istilah tersebut secara metafisis, omong kosong. Pendeknya, ia setuju dengan konklusi Hume di akhir An Enquiry Concerning Human Understanding:

Ketika kita sudah memakan perpustakaan, tunduk kepada prinsip-prinsipnya, malapetaka apa yang harus kita buat? Jika kita sudah memahami dalam berbagai aspek, metafisika pendidikan, mari kita bertanya: - Apakah ia berisi berbagai penjelasan abstrak terkait dengan jumlah atau angka? Tidak. - Apakah ia berisi berbagai penjelasan eksperimental terkait dengan fakta atau eksistensi? Tidak. Berdasarkan hal itu maka ia tidak dapat berisi apapun selain ilusi dan sesat pikir.

Kant dalam Critique of Pure Reason menyelesaikan beberapa topik epistemologi penting yang ditawarkan Hume, kecuali dalam hal penolakan kemungkinan akan mengetahui segala hal yang melampaui fenomena. Menurut Kant, kita tidak dapat mengetahui Tuhan tapi ide tentang Tuhan merupakan keperluan praktis.

Personal tools