Penciptaan menurut suku di Nauru

From Iaprojects

Pada awalnya hanya ada lautan dan Areop-Enap, “Laba-laba purba”, yang mengambang di ruang tanpa ujung. Satu hari sang laba-laba purba menemukan benda bulat raksasa, sebuah kerang tridacna, dan memegangnya, melihat semua sisinya, ia ingin tahu apakah ada celah untuk membukanya, agar ia dapat merayap masuk, tapi ia tidak menemukannya. Maka ia menabrak kerang besar itu, dan terdengar kalau didalamnya kosong, ia memutuskan kalau tidak ada apa-apa di dalamnya. Ia mencoba sekuat tenaga membuka kerang itu, dan akhirnya, ia berhasil membukanya. Segera ia merayap masuk, tapi tidak terlihat apa-apa. Semua gelap karena belum ada matahari dan bulan, lebih lagi ia tidak bias berdiri tegak karena ruangan di dalam kerang sangat sempit. Laba-laba purba ini mencari apa saja dan akhirnya menemukan seekor siput. Meletakkannya dibawah tangannya, ia berbaring dan tertidur selama tiga hari sehingga kekuatannya berpindah pada siput itu; lalu ia bangun dan menemukan siput lain yang lebih besar, yang kemudian ia perlakukan seperti siput sebelumnya. Setelah mengambil siput yang kecil, ia berkata, ”Dapatkah engkau mengangkat atapnya sedikit, sehingga kita bias duduk?”. Sang siput menjawab, “Ya,” dan mengangkat kerang itu sedikit; lalu sang laba-laba purba mengambil siput itu, meletakkannya di bagian barat kerang dan menjadikannya bulan. Sekarang ada sedikit cahaya terang, dan karenanya sang laba-laba dapat melihat seekor cacing besar atau belatung, yang, saat ditanya bisakah ia mengangkat langit lebih tinggi, mendadak hidup dan berkata”ya!”. Maka ia bekerja dan bagian atas kerang tridacna semakin tinggi dan tinggi, sementara keringat asin mengalir dari tubuh cacing itu, dan terkumpul dan menjadi lautan. Akhirnya ia mengangkat langit sangat tinggi; tapi Rigi, sang cacing, kelelahan, jatuh dan mati. Dari siput lainnya, laba-laba purba membuat matahari dan meletakkannya di sisi timur kerang, yang menjadi bumi.

Setelah dunia diciptakan, sang laba-laba melihat apakah ada mahluk lain selain dirinya, dan tiba disebuah daratan dimana ia menemukan para pria dan wanita duduk di pantai di bawah kerindangan pohon. Karena ia tidak dapat melihat jelas wajah mereka dan ingin tahu nama mereka, ia membuat mahluk bersayap dari kuku jarinya dan menyuruhnya terbang kepada mereka. Maka mahluk bersayap itu terbang dan hinggap di hidung salah satu manusia. Temannya berkata, “Tabuerik! Bunuh binatang itu!”. Maka sang hewan itu terbang ke orang lain dan dari situ ia tahu nama semua orang. Ia kembali ke laba-laba purba dan memberi tahu nama mereka.

Referensi

HAMBRUCH, P., Hamburgische wissenschaftliche Stiflung. Ergebnisse der Südsee-Expedition, 1908-1910. II. Ethnographie, B. Mikronesien. Bd. I, Nauru. I er Halbband. Hamburg, 1914.

Personal tools