Penciptaan menurut suku Hmong

From Iaprojects

Menurut tradisi Hmong, jauh dimasa lalu sungai dan samudera menutupi bumi. Sepasang kakak beradik terkunci dalam gendang kuning dari kayu. Orang langit melihat ke bumi. Segalanya mati. Hanya gendang kayu kuning yang mengapung di air.

“buatlah lubang di bumi agar airnya menyurut,” kata raja langit. Air turun. Akhirnya gendang itu menyentuh tanah. Kedua bersaudara keluar dari gendang dan melihat sekeliling. Segalanya masih mati. “Kemana orang-orang?” tanya sang adik.

Namun sang abang punya ide,”Semua orang di bumi telah lenyap. Menikahlah denganku, kita akan mendapatkan anak.”

“Kita tidak boleh menikah, kita adalah kakak beradik.” Namun ia meminta lagi dan sang adik tetap menolak Akhirnya sang abang berkata, “mari kita bawa batu ke bukit dan gelindingkan ke lembah. Bila kedua batu bertindihan saat berhenti, maka engkau mesti menikah denganku.” Sang adik menggelindingkan batunya dan kemudian, sang abang menggelindingkan batunya lalu berlari sekuat tenaga menuruni bukit dan menaikkan batunya ke atas batu adiknya. Saat sang adik melihat batu itu, ia berteriak. Akhirnya ia berkata, “Aku akan menikah denganmu, karena sudah demikian perjanjiannya.”

Setahun kemudian sang istri melahirkan bayi. Namun ia bukan bayi yang sebenarnya. Tidak ada kaki dan tangan. Ia bulat seperti labu. Sang suami memotongnya dan membuat potongan tubuhnya. Satu potong jatuh di kebun dan menjadi klan “Vang” karena kata “Vang” mirip dengan kata “kebun” dalam bahasa Hmong. Satu potong jatuh di kandang kambing. Sebagian jatuh di daun dan rumput dan menjadi klan lain dari Hmong. Nhia, Mhoua, Pao, Ho, Xiong, Vue, dan seterusnya. Paginya desa itu penuh dengan rumah. Setiap orang datang ke sang suami istri dan berkata, “ayah dan ibu, marilah sarapan bersama kami.”Sang suami berkata pada sitrinya, “Aku memintamu menikahiku karena semua orang di bumi telah mati. Sekarang orang-orang ini adalah keluarga kita –anak-anak kita.”

Personal tools