Penciptaan menurut suku Tagalog

From Iaprojects

Dua batang bambu hanyut dan terdampar di pantai. Seekor burung mematuknya hingga keluar satu laki-laki dan satu perempuan, leluhur umat manusia. Langit dahulunya sangat rendah sehingga ia dapat disentuh dengan tangan, dan saat manusia bermain-main, mereka akan tersandung kepalanya dengan langit, mereka kemudian marah dan melempar langit dengan batu, sehingga akhirnya tuhan menarik langit hingga setinggi sekarang.

Ada pula kisah lain: keyakinan tradisional pada masyarakat Tagalog adalah kalau tiga tuhan tercipta dari tabrakan Langit (Langit) dan laut (Linaw). Mereka adalah Bathala yang menguasai langit, Aman Sinaya, yang menguasai laut, dan Amihan, sang angin utara, yang menguasai daerah antaranya. Bathala dan Aman Sinaya lalu menjadi musuh yang membuat mereka berkelahi. Dalam salah satu pertarungan mereka, Aman Sinaya mengirim wabah ke langit yang menyebabkan ia tidak dapat diam. Bathala membalas dengan batu-batu besar untuk menghentikannya. Ini menyebabkan ribuan pulai tercipta di permukaan laut (yang menjadi kepulauan filipina). Saat situasi memburuk, Amihan memutuskan menengahi. Dalam bentuk burung, Amihan terbang bolak balik sehingga langit dan laut menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Segera, kedua dunia ini bertemu dan kedua tuhan memutuskan menghentikan pertarungan dan menjadi sahabat.

Dan sebagai tanda persahabatan, Bathala menanam benih di lantai samudera. Ia segera tumbuh menjadi bambu hingga keluar dari laut. Satu hari, Amihan terbang dan mendengar suara, datang dari dalam bambu. “Oh Angin utara! Keluarkan kami.”, kata suara itu. Amihan memukul bambu itu dua kali dan ia terbuka. Didalamnya ada dua manusia; pria dan wanita. Amihan menamakan yang pria Malakas (kuat) dan wanita, Maganda (antik). Keduanya terbang ke salah satu pulau, membangun rumah dan punya jutaan keturunan memenuhi bumi.

Referensi

BEYER, H. O., "Origin Myths among the Mountain Peoples of the Philippines," in PJS Sect. D., viii. 85-118 (1913).

Personal tools