Penciptaan menurut suku Mandinka

From Iaprojects

Kisah penciptaan tradisional dari suku mandinka dari selatan mali dimulai dengan Mngala, mahluk tunggal maha kuat yang berujud bulat dan penuh energi. Dalam Mangala terdapat empat bagian, yang merupakan simbol dari empat hari dalam seminggu (waktu), empat unsur (materi), dan empat arah (ruang). Mangala juga terdiri dari dua set kembar berkelamin ganda. Mangala letih menjaga semua ini dalam tubuhnya, jadi tuhan ini membuangnya dan menyatukannya dalam sebuah benih. Benih ini adlah ciptaannya dari dunia. Benih ini tidak bercampur baik dan meledak. Mangala kecewa dengan ini dan menghancurkan dunia yang ia ciptakan.

Mangala tidak putus asa; sang pencipta kembali mengulang, kali ini dengan dua set benih kembar. Mangala menanam benih dalam sebuah rahim berbentuk telur dimana ia dikandung. Mangala terus meletakkan lebih banyak benih kembar dalam rahim hingga lengkap 8 set benih. Dalam rahim, benih yang dikandung berubah menjadi ikan. Ikan dipandang sebagai simbol kesuburan di dunia Mende. Kali ini, ciptaan Mangala berhasil. Ini penting, karena ia mencerminkan gagasan kesetaraan gender, gagasan yang tertanam baik dalam kebudayaan Mande.

Mangala mencoba menjaga ciptaannya yang sempurna, namun kekacauan datang; salah satu dari kembaran laki-laki menjadi ambisius dan mencoba lari dari telur. Karakter liar ini disebut Pemba. Ia adalah figur licik yang kelicikan pertamanya adalah mencuri sepotong plasenta rahim dan membuangnya. Tindakan ini menciptakan bumi. Pemba lalu berudaha menyuburkan kembali apa yang tersisa di dalam rahim, melakukan incest dengan ibunya sendiri, sang rahim. Mangala memutuskan mengorbankan saudara Pemba, Farro untuk menyelamatkan ciptaanNya. Ia mengebirinya dan lalu membunuhnya untuk membangkitkannya dari kematian. Mangala mengambil apa yang tersisa dari plasenta dan merubahnya menjadi matahari, sehingga menghubungkan Pemba dengan kegelapan dan malam. Farro dirubah menjadi manusia dan diajarkan bahasa penciptaan oleh Mangala. Pengetahuan Farro akan kata-kata sangat kuat dan alat yang ia pakai sangat hebat untuk mengalahkan Pemba. Farro dan kembar yang baru ia ciptakan pergi ke bumi dan menikah (tidak satu sama lain). Ini adalah dasar dari eksogami dalam suku Mande.

Selanjutnya, mahluk bernama Sourakata muncul dari langit dengan gendang suci pertama, palu, dan tengkorak pengorbanan Farro. Sourakata mulai memainkan gendang dan bernyanyi sehingga hujan pertama turun. Sourakata adalah mahluk ajaib yang dapat mengendalikan alam, dan ia mengajarkan Farro dan pengikutnya.

Personal tools