Penciptaan menurut suku Ifugao

From Iaprojects

Seekor burung menelurkan dua telur, satu di hulu sungai dan satunya lagi di hilir sungai. Satu menetas menjadi laki-laki dan satu jadi perempuan. Sang laki-laki bertahun-tahun tinggal sendiri hingga suatu hari, ia mandi dan melihat rambut panjang hanyut di sungai. Ia mencari asalnya ke hulu dan bertemu seorang wanita. Jadilah mereka leluhur umat manusia. Mereka menikah dan mempunyai anak. Tapi anak mereka ini tidak abadi. Saat sang anak mati, kedua orangtuanya membelah dua tubuh anaknya. Sang Ibu membawa separuh badan anaknya kelangit dan sang ayah menjaga sebelahnya di bumi. Sang ayah tidak mampu menghidupkan sang anak sehingga meninggalkan jasadnya di tanah hingga membusuk. Sang ibu turun dan melihat jasad ini. Lalu dengan mantra dari langit ia menciptakan burung hantu dari kepalanya, menciptakan jamur dari telinganya, menciptakan siput dari hidungnya, menciptakan ular dari tulang dadanya, menciptakan pelangi dari jantungnya, menciptakan cacing dan ulat dari rambutnya, menciptakan burung dari kulitnya, menciptakan kelelawar dari darahnya dan menciptakan beberapa jenis hewan lainnya dari testis anaknya. Maka jadilah mereka hewan pertama di dunia.

Langit dulunya sangat dekat dengan bumi dan ia tertusuk oleh tombak dan ini menyebabkan umat manusia punah. Setelah Bugan, istri sekaligus saudari dari Kabigat, telah berdamai dengan suaminya atas restu Muntalog, ayah Kabigat. Kabigat meminta pulang, tapi Muntalog berkata , “Tunggu satu hari, hingga saya pergi ke ayah saya dan ibu’ Muntalog bertemu dengan ayah ibunya sedang duduk berhadapan; dan pada kedatangannya, ibunya, Mumbonang, dating dan bertanya: “Berita apa yang engkau bawa dari dunia bawah?” sang ayah…sepertinya telah tahu jawaban itu. Muntalog menjawab: “Saya pulang, ayah, saya meminta api untuk para ifugao yang ada di rumah Ambumabbakal.’”Anakku”, jawab sang ayah, “Orang-orang ifugao itu tidak dapat dating ke Mumbonang tanpa terbakar.” Lalu ia meneruskan:”Baiklah! Dekati saya!…Ambil salah satu umban dirambutku’. Dan Muntalog melakukannya …lalu Mumbonang berkata: “Kemarilah! Ambil bagian putih dari mata ini yang melihat ke timur laut’. Dan ia melakukannya dan meletakkan di tangannya. Mumbonang berkata pada Muntalog: “bawa benda-benda ini dan berikan ke anak ku Ambumabakal dan Ngilin, kemudian mereka akan memberikannya kepada para ifugao.” Dan ia berkata lagi ke Muntalog: “Bawabagian putih mata saya ini, tahi telinga ku ini dan uban baja ku ini untuk mencetus api, agar engkau dapat memperoleh apa yang kau cari.” Dalam kisan ini kita melihat kedekatan beragam mitos polinesia dari Maui dimana ia mendapatkan api dari Tuhan api.

Referensi

BEYER, H. O., "Origin Myths among the Mountain Peoples of the Philippines," in PJS Sect. D., viii. 85-118 (1913).

Personal tools