Penciptaan menurut suku Batak Karo

From Iaprojects

Batara Guru, tuhan langit dan istrinya, anak dari tuhan bawah tanah, bersedih karena tidak punya anak, mereka mengembara dengan hidup miskin di tepi laut. Disini mereka membuat sebuah taman kecil, yang dihancurkan oleh ular besar yang keluar dari laut. Saat batara guru mengusirnya, sang monster menuntut makanan. Tangannya hampir putus dimakan kalau saja Batara guru tidak melukai mulut ular itu dengan pedangnya. Saat tangannyadicabut dari mulut ular, dijari tangannya terdapat cincin ajaib. Dengan cincin itu, batara guru menjadi mampu membuat anak. Ia membuat 3 anak laki-laki dan 3 anak perempuan bersama istrinya. Satu dari anak laki-lakinya menciptakan dunia yang diletakkan di antara dunia langit dan dunia bawah. Dengan terciptanya dunia manusia ini, dunia bawah menjadi gelap. Akibatnya, saudara laki-lakinya yang tinggal di dunia bawah marah. Ia menghancurkan dunia manusia ini. Sang anak pencipta ini membuat lagi dunia baru. Tapi tetap juga dihancurkan. Hal ini berulang hingga tujuh kali dunia di ciptakan dan tujuh kali pula di hancurkan. Akhirnya sang anak menemui Batara Guru untuk minta bantuan. Ayahnya memberikan sebuah tiang besi untuk menopang bumi dengan 4 sinar saling silang. Sejak saat itu, bumi tidak lagi dapat dihancurkan dari bawah tanah oleh saudara sang pencipta bumi.

Referensi

1. WESTENBERG, C. J., "Aanteekeningen omtrent de godsdienstige begrippen der Karo-Bataks," in Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch Indiƫ.(BTLV) xli. 208-53 (1892). 2. DE HAAN, C., "Verslag van eene Reis in de Bataklanden," in Verh. Bat. Gen. K. & W. xxxviii. 1-57 (1875). 3. PLEYTE, C. M.,1894, Bataksche vertellingen. Utrecht

Personal tools