Penciptaan menurut suku Batak Dairi

From Iaprojects

Sang batara guru mengirimkan utusannya untuk mencari makanan yang diinginkan istrinya yang sedang mengidam, namun sang utusan itu tidak berhasil. Batara guru lalu mengirim gagak, namun ia juga tidak menemukan makanan apapun di dunia langit. Dalam perjalanannya, ia menemukan sebuah gua, dimana ada sebuah lobang yang dasarnya tidak terlihat. Tali terpanjang masih terlalu pendek untuk mengukur kedalamannya, dan sebuah tongkat yang dilemparkan kedalamnya hilang tanpa suara. Penasaran ingin tahu, sang gagak terbang ke dalam lobang dan setelah penerbangan lama sekali dalam kegelapan, ia akhirnya tiba di sebuah permukaan samudera. Setelah begitu letih, sang gagak ingin kembali untuk melaporkan penemuannya, namun ia tidak ingat jalan keluarnya, walau untungnya, ia menemukan sebuah bamboo yang mengambang di atas lautan yang telah ia lempar dari lubang tadi, dan disinilah ia dapat beristirahat.

Sementara itu Batara Guru menjadi tidak sabar, dan ditemani beberapa pengawal, ia terbang turun memasuki mulut goa, membawa dari dunia langit segenggam tanah, tujuh potong kayu, sebuah pahat, seekor kambing dan seekor lebah; dan mencapai permukaan laut, ia membuat rakit dari potongan-potongan kayunya. Sang gagak muncul, duduk di atas potongan bamboo yang mengapung, dan atas permintaannya Batara Guru memanggil ke delapan arah mata angina, yang membuat kegelapan segera memberi tempat untuk cahaya. Dengan perintahnya sang kambing, ditemani dengan lebah, turun ke bawah rakit untuk menopangnya dengan tanduknya; namun saat menyelesaikan rakit itu, pahatnya patah, dan jatuh mengenai kepala sang kambing, yang membuatnya bergoyang kuat, dan rakit ikut bergoyang, dan sang tuhan memerintahkannya untuk tetap diam. Maka mengambil segenggam tanah yang ia bawa, Batara Guru menyebarkannya di atas rakit, menciptakan dunia dan memberikan tempat bagi sang gagak untuk tinggal

Setelah Batara Guru menciptakan Bumi, ia mengirim seekor layang-layang ke bumi. Burung ini pulang karena tidak mau menetap dan mempopulasi bumi. Batara guru meminta anak-anaknya untuk mempopulasi bumi, tapi tidak satupun yang mau meninggalkan khayangan. Batara Guru lalu meminta burung layang-layangnya mengambil segumpal tanah basah dari bumi. Dari tanah itu, Batara Guru membuat satu laki-laki dan satu perempuan lalu menjemurnya hingga kering. Setelah mengeras, ia mengucapkan mantra tujuh kali sehingga mereka bernapas. Setelah itu, Batara Guru mengucapkan lagi mantra lain tujuh kali sehingga mereka dapat berbicara . Mereka berkata "Mengapa engkau berkata begitu keras, kakek, apa keinginan kakek?" dan Batara Guru menjawab, "Aku memanggil kalian karena Aku menciptakan kalian agar kalian dapat berbicara. Jangan lupa kalau Aku kakek kalian. Patuhi perintahKu dan jangan pernah mengikuti yang lain". Pasangan ini berjanji, mereka turun ke bumi dan menjadi manusia pertama di bumi.

Referensi

VAN DER TUUK, H. N., Bataksche Leseboek, vierde stuk. Amsterdam, 1862, PLEYTE, C. M.,1894, Bataksche vertellingen. Utrecht,

Personal tools