Penciptaan menurut Buddhisme

From Iaprojects

(Redirected from Penciptaan menurut Buddha)

Buddhisme sendiri secara umum mengabaikan pertanyaan mengenai asal usul kehidupan. Buddha memandang asal usul kehidupan sebagai “perkiraan mengenai asal usul dunia tidak dapat diperkirakan, dan bila dipaksakan akan membawa pada kegilaan bagi manusia yang membuatnya ."AN IV.77, dan dalam mengabaikan pertanyaan asal usul kehidupan Buddha berkata “dan mengapa mereka tidak saya ceritakan? Karena ia tidak ada hubungannya dengan tujuan, tidak mendasar bagi hidup yang suci. Ia tidak membawa pada kedamaian, pengetahuan langsung, kesadaran diri, kebebasan. Itulah mengapa mereka tidak dikatakan olehku.” Buddha juga membandingkan pertanyaan mengenai asal usul kehidupan –sebagaimana banyak pertanyaan metafisik lainnya – dengan ibarat panah beracun: seseorang terpanah oleh panah beracun, namun sebelum dokter menariknya, ia ingin tahu siapa yang memanahnya (mengenai keberadaan tuhan), darimana panah itu datang (dari mana alam semesta dan/atau tuhan datang) kenapa orang itu memanahnya (kenapa tuhan menciptakan alam semesta), dll. Bila orang itu ditanya ini semua sebelum panah itu dicabut, kata buddha, ia akan mati sebelum memperoleh jawaban. Buddhisme tidak perduli dengan menjawab pertanyaan seperti asal usul kehidupan, dan lebih perduli dengan tujuan menyelamatkan diri sendiri dan mahluk lain dari penderitaan dengan mendapatkan Nirvana (pencerahan). Walau begitu, ajaran buddha esoterik, Kalachakra Tantra, membahas mengenai bentuk dan fungsi kenyataan. Buddha modern seperti Dalai Lama tidak memandang adanya konflik antara sains dan buddhisme dan mereka adalah saling melengkapi dalam memahami dunia sekitar kita.

Dalam kitab buddha, terdapat kisah Dīgha Nikā ya mengenai bagaimana dunia muncul. Adadi sutta ke 27, Aggañña Sutta, dan buddha memakainya untuk menjelaskan bagaimana kasta dapat muncul dan kenapa satu kasta tidak lebih baik dari kasta lainnya. Pada satu masa, dunia ini mengerut. Lalu mengembang lagi, mahluk bereinkarnasi di dalamnya. Semuanya adalah air dan gelap, namun mahluk-mahluk bercahaya. Lalu, bumi tercipta diatas permukaan air. Mahluk-mahluk mulai makan darinya, karena bumi ini lezat. Melakukan ini, maka cahaya mereka lenyap, dan matahari, siang dan malam serta musim muncul. Mahluk-mahluk terus memakani bumi. Mereka semakin meluruh: wajah buruk dan wajah tampan muncul. Mahluk yang tampan menjadi sombong. Semua ini membuat bumi yang lezat itu lenyap. Sebagai gantinya adalah jamur-jamur manis. Peluruhan berlanjut: mahluk-mahluk menjadi kasar, sombong dan jamur digantikan oleh tanaman, dan , kemudian, nasi yang baik dan siap dimakan. Mahluk-mahluk ini semakin kasar. Mereka menjadi laki-laki dan perempuan. Seks mulai dilakukan sehingga orang membuat rumah. Langkah selanjutnya adalah saat orang mulai mengumpulkan beras untuk beberapa porsi sekaligus. Kini, kualitas beras semakin menurun, dan ia tidak tumbuh lagi dengan cepat. Lalu, orang membuat sawah dengan batas-batas. Dari sinilah asal usul pencurian dan kejahatan. Untuk mengatasi kejahatan ini, mereka menawarkan beras lebih banyak pada orang yang bersedia menjadi pemimpin mereka. Pada akhirnya, semua kasta muncul, berasal dari mahluk yang sama.

Personal tools