Kisah penciptaan dari Oseania

From Iaprojects

Dalam mitologi orang Oceania, selamanya selalu ada. Begitu juga kegelapan dan juga lautan. Menjelajah lautan tanpa ujung, sang laba-laba tua menemukan seekor kepah raksasa dan membukanya dan merayap kedalamnya. Sangat gelap, dan membingungkan namun ia menemukan seekor siput, yang ia minta membuka cangkang sedikit sehingga ia punta ruangan lebih luas. Siput itu menurut. Lalu sang laba-laba tua mengambil siput itu dan meletakkannya di barat dan menjadikannya bulan, memberi sedikit cahaya pada kegelapan. Dengan bantuan siput lainnya, Sang laba-laba tua mendorong sangat kuat atap cangkang, mengangkatnya dan jadilah langit, yang disebut Rangi. Dengan usaha keras, sang laba-laba tua lalu mendorong bagian bawah cangkang kepah itu, dan ia melebar dan menjadi bumi. Bumi disebut Papa, atau ibunda bumi. Mitos penciptaan dasar ini diajarkan diseluruh oceania, dalam dua sudut pandang: satu, Tuhan (Po atau Io) menciptakan segalanya; yang lainnya, entitas mistik (Laba-laba tua) atau tuhan (Lukelong) menciptakan langit dan kemudian bumi.

Pada taraf apapun, langit, bumi, laut tercipta di awal, bersama dengan Papa bumi dan Rangi langit, di ruang yang sangat sempit. Ruang sempit ini diperluas baik oleh tuhan (Tangaroa, Tanaoa, dll) atau oleh Rangi dan Papa. Cahaya dibiarkan masuk, kepah itu melebar dan penciptaan berlanjut. Pertama , Papa dan Rangi membuat tanaman dan bunga, pohon dan rumput; lalu segala jenis hewan, dengan burung dan kupu-kupu di udara dan ikan di laut sekitar mereka. Di beberapa pulau, mitologi mengatakan kalau bumi diciptakan dari laut – oleh seekor kupu-kupu. Di tempat lain, sebuah batu jatuh dari langit ke laut, dan menjadi bumi. Papa bumi adalah tuhan perempuan, dan Rangi langit adalah tuhan laki-laki, bersaudara. Mereka menciptakan leluhur pertama umat manusia. Mereka juga menikah dan menciptakan tuhan-tuhan lainnya. Para kepala suku polynesia dan oceania melacak leluhur mereka hingga ke garis keturunan papa dan rangi. Setelah pernikahan pertama mereka, tindakan demikian antara sesama saudara menjadi tabu dan hukumannya mati, untuk melindungi suku dari konsekuensi inses. Pasangan Papa dan Rangi dijelaskan sebagai pengayaan garis keturunan para tuhan (mana, kekuatan) namun lebih jauh dari satu generasi, sifat ketuhanan ini melemah dan lenyap, menjadikan tindakan demikian sebuah kesalahan besar (tabu). Tabu ini memperkuat daya para kepala suku dan meyakinkan keberagaman generasi selanjutnya. Masih sangat ramai di dalam cangkang kerang, dengan semua hewan, tanaman dan keturunan. Anak-anak mereka menyadari hampir mustahil memisahkan Papa bumi dari kekasihnya Rangi langit, namun mereka putus asa. Mereka memanggil Kane, tuhan lembut hutan untuk mendorong, dan dengan usaha keras Kane akhirnya mampu, dan seluruh penghuni, tanaman, manusia dan tuhan akhirnya lepas dari keramaian cangkang kerang. Mereka merayakan kelapangan mereka, namun Rangi dan Papa sedih karena terpisah. Ia menangis setiap malam untuk Papa bumi, dan air mata ini menjadi sumber embun di pagi hari.

Personal tools